Yayasan Sankita Gelar Workshop Pentingnya Akomodasi Yang Layak bagi ABK di Sekolah

KegiatanWorkshop Pendidikan Inklusif oleh M.Hamse, Rabu 11 Juni 2025

INFOSMPN PACAR.COM- Yayasan Kita Juga (Sankita)  Labuan Bajo kembali menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan inklusif dengan menggelar Workshop bertajuk "Pentingnya Penyediaan Akomodasi yang Layak bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah". Kegiatan ini berlangsung di SMP Negeri 3 Pacar, Desa Compang, Kecamatan Pacar, pada Rabu 11 Juni 2025.

Workshop ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai Barat, Bapak Gabriel Ferdy, Kepala Bidang Sekolah Dasar Kabupaten Manggarai Barat, Bapak Vinsensius Ovan, serta perwakilan dari sejumlah sekolah binaan Yayasan Sankita dari jenjang SD hingga SMP.

Dalam sambutannya, Bapak Gabriel Ferdy menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Yayasan Sankita dalam mendampingi anak-anak dengan kebutuhan khusus.

"Saya mengapresiasi Pak Ansel dari Yayasan Sankita yang selama ini dengan sabar dan konsisten mendampingi anak-anak kami yang memiliki keterbatasan," ungkapnya.

Ia juga menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap akomodasi pendidikan bagi ABK.

"Kita semestinya menyediakan akomodasi dan sarana prasarana yang mendukung anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah, agar mereka bisa belajar dan berkembang secara optimal," tambahnya.

Sementara itu, Anselmus Kartono selaku perwakilan dari Yayasan Sankita menekankan urgensi perlakuan yang inklusif dan mendukung bagi anak-anak ABK dalam sistem pendidikan.

"Pendidikan adalah hak setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendampingi mereka dengan penuh perhatian agar mereka memperoleh pendidikan yang layak," ujarnya.

Anselmus juga berpesan agar semua pihak tidak kehilangan semangat dalam proses pendampingan anak-anak ABK.

"Jangan pernah lelah dan bosan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan pendampingan yang tepat, mereka akan mampu berinteraksi dan berkontribusi di tengah masyarakat," tutup Anselmus.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga mendorong kolaborasi antar sekolah dan pemerintah daerah untuk membangun lingkungan belajar yang lebih ramah dan inklusif bagi semua anak.



Writer|| Stanislaus Bandut|| Red