Fiksi Mini: Cinta Sari|| By Marianus Hamse

Gambar oleh NoName_13 dari Pixabay

Cinta Sari

      Kalau sudah cinta, melepaskannya itu susah! Itu benar adanya. Dari sekian kisah yang dilakoni, dengannyalah Radit tampak berat jikalau Sari suatu saat minta ditinggalkan. 

Baca Juga:  Ekskul Literasi SMPN 3 Pacar, Luncurkan Buku Antologi Puisi Bertajuk "Aku Merindukanmu Mama" Terbitan SIP Publishing

     Sebagai pecinta sejati, Radit menerima Sari apa adanya, bukan ada apa-apanya. Termasuk, kalau kencan, Sari membawa bayinya. 

     Perekenalan mereka terjadi saat keduanya berselancar di jejaring sosial, FB. Itu terjadi tahun lalu. Radit terlanjur cinta mati. Katanya lebih baik mati jika Sari suatu saat pergi. 

                    ***

   Ponselnya berdering. Sari minta ketemu di taman. Radit tidak menolak. Itu terlalu bodoh.  

"Aku mau jujur, Dit," kata Sari membuka perbincangan. 

   Radit tersenyum.

"Biar aku yang gendong," kata Radit. 

   Sari makin pucat.  

"Aku terima kamu apa adanya, Sar," kata Radit sambil membelai wajah bayi itu. 

"Biarkan aku jadi ayahnya. Aku mencintainya seperti anakku sendiri, meski bukan darah dagingku,"

   Sari makin panik. Radit tidak memahami situasi. 

"Dua orang polisi memborgol Sari. Anda ikut ke kantor," kata seorang polisi. 

   "Anda jadi saksi atas kasus penculikan."

   Radit terdiam mencoba memahami.


Writer|| Marianus Hamse, S.Pd, Gr
Redaksi|| Stanislaus Bandut, S.Pd